Keseluruhan pelaksanaan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi di IAIN Padangsidimpuan diarahkan untuk menjadi institusi pendidikan yang memiliki kualitas keilmuan, keislaman, keindonesiaan, dan kearifan lokal yang integratif dan inter-konektif/multidisipliner. Dalam hal ini, IAIN Padangsidimpuan diharapkan menjadi pusat keunggulan yang menghasilkan Ilmuan yang Ulama dan Ulama yang Ilmuan, dengan mengedepankan pengetahuan yang terintegrasi dan pendekatan inter-konektif/multidisipliner.
Allah menegaskan bahwa orang yang beriman dan berilmu mendapat posisi terhormat, sebagaimana firman-Nya dalam al-Quran, surah al-Mujadilah, ayat 11, yang artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Karakter ideal yang ingin diwujudkan antara lain, Pertama, memiliki keteguhan dan kekokohan mental spritualitas (kesadaran Ilahiyah, ketakwaan, dan spiritualisasi wawasan).
Kedua, memiliki kepribadian dan akhlak yang luhur (sungguh-sungguh, tekun, sabar dan berkelakuan baik). Ketiga, memiliki penguasaan ilmu yang luas pada bidangnya (memanfaatkan sumber belajar, seimbang dalam menggunakan potensi fikir dan zikir serta menyatukan pendekatan akal dan wahyu dalam belajar). Kempat, memiliki soft skills yang baik (cakap dalam kehidupan sosial, terampil, pengabdian ilmu, dan respek untuk kemajuan orang lain).
Untuk mewujudkan hal tersebut, dilakukan berbagai upaya, diantaranya, internalisasi nilai-nilai, dan pencerahan keperibadian/pembersihan jiwa (tazkiyah al-nafs), sebagai usaha membentuk keperibadian sumber daya manusia. Seluruh sivitas akademika, baik dosen, pegawai, maupun mahasiswa, harus mengalami transformasi mental dan jiwa keperibadian.
Kesimpulan
Pola pendekatan dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi yang ditempuh oleh Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, sebagaimana tercantum pada visi dan misi, adalah pendekatan integrasi dan inter-koneksi/multidisipliner. Pendekatan integrasi berusaha untuk mewujudkan integralitas ilmu dalam proses pendidikan dan pengajaran, sehingga tidak terjadi dikotomi keilmuan. Di samping itu, juga diharapkan terjadinya integrasi antara iman, ilmu, dan amal. Sedangkan pendekatan inter-koneksi/multidisipliner berusaha memperkaya wawasan keilmuan dengan mendekati suatu obyek kajian dengan pendekatan yang beragam. Untuk memahami kompleksitas fenomena kehidupan, setiap rumpun/sub-rumpun keilmuan, baik ilmu-ilmu Agama, ilmu-ilmu sosial, dan humaniora, maupun ilmu-ilmu lainnya, tidak dapat berdiri sendiri.
Selanjutnya disini LANJUT
Selanjutnya disini LANJUT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar
Post a Comment